TEMPO.CO, Jakarta - Belasan keluarga mendatangi Rumah Sakit Pelni di Jalan KS Tubun, Jakbar, hari ini untuk mencari keberadaan sanaknya diduga jadi korban rusuh 22 Mei 2019.
Ade, 32 tahun, warga asal Padang, Sumatera Barat mendatangi ruang informasi RS Pelni untuk mencari tahu keberadaan sepupunya bernama Rio Apriyanto (32). "Karena sejak kemarin belum pulang, informasi terakhir yang kami dapatkan dia ikut aksi 22 Mei ini," kata Ade, Kamis 23 Mei 2019.
.
Baca juga : Rusuh 21-22 Mei, Data Anies: 737 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
Ade mengatakan sejak Rabu, 22 Mei 2019, pukul 18.00 WIB, pihak keluarga hilang kontak dengan Rio. Kabar terakhir yang diterima pihak keluarga, Rio menginformasikan dirinya ikut aksi protes hasil Pemilu di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.
"Sejak saat itu telpon selularnya tidak bisa dikontak. Di WA juga belum dibalas. Dan ponselnya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Kami khawatir, apa Rio jadi korban atau ditangkap, kita belum tau," tutur Ade.
Ade mengatakan masih terus mencari tahu keberadaan Rio. Pihak keluarga merasa khawatir, mengingat saat ini istrinya sedang mengandung tujuh bulan.
Pihak keluarga baru bisa mengecek ke RS Pelni mengingat rumah sakit ini paling dekat dengan rumah Rio. Dan informasi terakhir yang dimiliki istrinya, Rio yang mengikuti aksi protes sebagai bentuk solidaritas sebagai anggota pemenangan Prabowo sempat terlihat di masjid sekitar KS Tubun pada saat kerusuhan terjadi.
Petugas Kepolisian menembakkan gas air mata ke arah peserta aksi unjuk rasa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019. Hingga berita ini diturunkan, berdasarkan pantauan Tempo, sudah puluhan anggota polisi menjadi korban pelemparan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Berdasarkan informasi Humas RS Pelni, sebagian besar korban yang dirawat di rumah sakit itu adalah warga sekitar KS Tubun, Slipi dan Petamburan. Sebagian lagi ada yang dari luar seperti Cianjur, Karawang dan Tanggerang.
Seluruh korban adalah laki-laki dan sebagian besar berusia muda, meski ada juga yang berusia 40 tahun.
Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni dr Didid Winnetouw MPH mengatakan pihak keluarga telah mendatangi RS Pelni untuk menanyakan keberadaan keluarganya yang hilang.
Baca juga :
Rusuh 22 Mei, Dompet Dhuafa Sesalkan Polisi Represif ke Tim Medis
"Siang ini juga sudah ada sekitar empat orang yang datang mengecek keberadaan anggota keluarganya yang diduga ikut menjadi korban kericuhan 22 Mei".
Hingga Kamis sore ini, RS Pelni telah melayani 82 pasien korban rusuh 22 Mei, 13 orang di antaranya masih menjalani rawat inap di RS Pelni. Dari jumlah tersebut sebanyak 61 orang luka ringan, 13 luka sedang, lima luka berat, satu orang sakit nontrauma dan dua orang meninggal dunia.
ANTARA